awalnya aku sulit beradaptasi makanya aku sampe ganti liqo walaupun cuma sekali tetep aja rasanya gak enak, karena kali ini aku sendiri yang minta pindah... gak papa juga kan daripada aku gak liqo sama sekali. di liqo yang pertama mungkin karena aku baru pindah dan masih belum terlalu dekat dengan saudara-saudara baruku di liqo itu makanya aku ngerasa miskin ukhuwah dan aku sering membanding-bandingkan liqoku yang lama sama liqo ku sekarang walaupun cuma dipemikiran doang bandinginnya (aku gak punya nyali untuk ngebandingin dan nyampein perbandingan itu ke murrabbi baruku soalnya kalo aku cerita aku bakal jadi orang paling gak tau diri di dunia)
liqoku adalah liqo yang tingkat ilmunya tinggi banget aku ngerasa gak pede. amalan ku, hafalanku, ilmuku gak setara dengan saudara-saudaraku disitu aku makin minder. rata-rata saudara ku itu smpnya di pesantren atau sekolah islam. ada juga sih yang negri kayak aku. tapi mereka beda sama aku karena mereka udah beradaptasi selama hampir 2 tahun. bisa kalian bayangin aku sebagai murid pindahan yang tiba-tiba masuk ke persaudaraan yang udah lekat selam 2 tahun aku jadi kayak orang asing (emang masih asing sih) dan saat-saat itu adalah masa-masa paling krisis lebih parah daripada kepindahan ku yang pertama (waktu aku sd pindah ke pontianak aku dijailin karena anak baru dan gak tau bahasa mereka.. waktu itu aku nangis dikelas dan temen2 pada ngetawain aku) bahkan lebih parah dibanding dulu karena dulu aku yang masih anak-anak masih bisa nangis dan itu membuat aku lega. kalau sekarang kan beda.
liqoku adalah liqo yang tingkat ilmunya tinggi banget aku ngerasa gak pede. amalan ku, hafalanku, ilmuku gak setara dengan saudara-saudaraku disitu aku makin minder. rata-rata saudara ku itu smpnya di pesantren atau sekolah islam. ada juga sih yang negri kayak aku. tapi mereka beda sama aku karena mereka udah beradaptasi selama hampir 2 tahun. bisa kalian bayangin aku sebagai murid pindahan yang tiba-tiba masuk ke persaudaraan yang udah lekat selam 2 tahun aku jadi kayak orang asing (emang masih asing sih) dan saat-saat itu adalah masa-masa paling krisis lebih parah daripada kepindahan ku yang pertama (waktu aku sd pindah ke pontianak aku dijailin karena anak baru dan gak tau bahasa mereka.. waktu itu aku nangis dikelas dan temen2 pada ngetawain aku) bahkan lebih parah dibanding dulu karena dulu aku yang masih anak-anak masih bisa nangis dan itu membuat aku lega. kalau sekarang kan beda.
yah mereka emang gak ngejailin kayak yang aku alamin dulu. tapi karena aku sendiri yang membuat suasana hatiku jadi kacau. tapi kalau kalian jadi aku mungkin kalian bisa ngerti. akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke liqo temanku yang udah mulai dekat denganku. yah aku memang sedikit gak enak juga tapi karena di liqo yang baru ini aku menemukan banyak persamaan dengan liqo lamaku yang bikin aku jadi lebih nyaman dengan suasana ini. aku sedikit merasa bersalah sama liqo sebelumnya tapi aku merasa bangga pernah jadi bagian dari kalian walaupun cuma beberapa pertemuan tapi senang mengenal kalian. maaf aku gak bisa cepat beradaptasi tapi kalian adalah liqo terbaik dan terhebat yang bisa membuat aku kagum dengan kalian.
sekarang aku udah di liqo yang baru. aku bersyukur banget karena kalau aku gak menemukan mereka mungkin aku udah terkatung-katung tanpa liqo. jujur aku tipikal orang yang sangat ketergantungan sama liqo. kalau aku gak liqo mungkin aku udah jadi anak yang paarah banget dan keimananku bisa jadi semakin turun. naudzubillah...
aku juga merasa bersalah karena gak mengamalkan kata-kata kakku dulu. kalau kita liqo bukan karena teman atau murrabbi atau lingkungan, tapi karena Allah SWT karena kita mau mendekatkan diri dan meingkatkan keimanan kita pada-Nya. maaf kak tapi sekarang upi lagi krisis perasaan ukhuwah. dan ukhuwah itu sangat upi perlukan. tapi aku janji aku gak akan mina pindah liqo lagi diamanapun aku liqo aku akan berusaha mengamalkan kata-kata kakak kesayanganku itu. doakan aku ya. Amin...
No comments:
Post a Comment